Apa bedanya Toefl, Toeic , dan Ielts ?
TOEFL, TOEIC, dan IELTS adalah tiga tes bahasa Inggris populer yang kita ketahui secara umum. Masing-masing dari ketiganya punya format soal dan sistem penilaian yang berbeda. Fungsi dari skornya pun berbeda peruntukannya. Apakah kamu sudah tahu perbedaan dari ketiganya? Kali ini kita akan membahas satu persatu, untuk mengetahui masing-masing dari tes tersebut.
Pertama kali dikenal pada tahun 1964, TOEFL telah diakses oleh jutaan murid atau pegawai. TOEFL adalah singkatan dari Test of English As A Foreign Language. Ribuan Universitas dan institusi menerapkan standar skor TOEFL bagi orang yang akan bergabung dengan mereka. Format pengerjaan TOEFL terbagi menjadi 3, yaitu komputer (yang tidak lagi digunakan), Internet-based (iBT), dan paper-based (PBT).
Tiap soal terdiri dari 4 kategori, yaitu Reading, Listening, Writing, dan Speaking dalam iBT. Sementara dalam PBT, ada 4 kategori yaitu Listening, Structure & Written Expression, Reading Comprehension, dan Writing.
Semua soal itu dikerjakan dalam waktu satu hari. Hasil akhir atau skor dinilai berdasarkan standar yang dimiliki oleh organisasi yang mengelola TOEFL, yaitu Educational Testing Service (ETS). Hanya dalam waktu 10 hingga 15 hari usai tes, kamu bisa tahu skor yang kamu capai.
TOEFL adalah tes yang paling umum bagi orang yang tidak berbahasa utama Inggris. Lewat skor TOEFL, bisa diketahui seberapa komprehensif pemahaman seseorang akan bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Dari sini pula, bisa diketahui apakah seseorang bisa mengikuti komunikasi dan pembelajaran yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama.
Skor TOEFL yang kamu peroleh berlaku selama dua tahun. Lewat dari periode itu, skor TOEFL perlu dievaluasi atau kamu bisa mengikuti tes ulang. Dalam tes TOEFL PBT, skornya berkisar mulai dari 310 hingga 677 poin. Sementara dalam TOEFL iBT, total poin adalah 120. Berbeda dengan TOEIC dan IELTS, waktu pengerjaan tes TOEFL cenderung lebih panjang, yaitu 4 jam. Ada jeda selama 10 menit dalam waktu 4 jam tersebut.
TOEIC adalah singkatan dari Test of English for International Communication. Berbeda dengan TOEFL, secara spesifik TOEIC digunakan untuk mengukur kemampuan berbahasa Inggris sehari-hari orang yang bekerja di lingkup internasional. Itu sebabnya TOEIC biasanya menjadi salah satu tahapan saat kamu mendaftar untuk bekerja di perusahaan multinasional.
Tes TOEIC diinisiasi pada tahun 1970an. Kala itu, Kementerian Perdagangan Jepang meminta bantuan Educational Testing Service (ETS) untuk merilis sebuah tes yang bisa digunakan perusahaan secara internasional. Hal ini penting bagi sebuah perusahaan untuk mengetahui apakah pekerja mereka bisa berbicara dan berbisnis dalam bahasa Inggris.
Skor TOEIC berkisar dari 10 hingga 990 poin. Lebih singkat dibandingkan dengan TOEFL, tes TOEIC dikerjakan dalam waktu 2 jam. Soal-soalnya adalah 200 pertanyaan dalam format pilihan ganda, listening, dan reading comprehension. Jika kamu mengikuti tes TOEFL, kamu akan mendapat skor masing-masing dari kategori listening dan reading. Kedua kategori ini lalu akan ditotal hingga diperoleh skor antara 10 hingga 990 poin.
Hal berbeda lainnya dari TOEIC adalah hal yang disoroti baik dari dua kategori soalnya. Dalam Speaking, yang dilihat adalah pronounciation, vocabulary, grammar, dan fluency. Sementara dalam Writing, kamu akan dinilai berdasarkan vocabulary, grammar, coherence dan organization. Apa tujuannya? Untuk mengetahui bagaimana kamu akan bersikap dalam lingkungan kerja internasional.
Itu juga sebabnya, pertanyaan yang akan kamu hadapi saat mengerjakan tes TOEIC berkisar tentang dunia kerja. Contohnya perkenalan di sebuah perusahaan, menghadiri rapat penting perusahaan, hingga mempresentasikan konsep di depan tim. Bukan hanya perusahaan, organisasi juga terkadang menerapkan TOEIC sebagai standar untuk mengukur posisi yang tepat untuk seseorang. Dengan tahu persis skor TOEIC orang yang akan mereka promosikan, kemampuannya juga bisa dikenali secara spesifik.
3. IELTS
IELTS, singkatan dari International English Language Testing System pertama kali diperkenalkan pada tahun 1989. Badan yang menaungi IELTS adalah University of Cambridge, British Council, dan IDP Education. Pada dasarnya ada dua kategori utama tes IELTS, yaitu versi akademik dan versi latihan secara umum.
Kali ini kita akan fokus pada versi akademik, karena kamu akan lebih berpeluang menghadapi yang satu ini. Sama seperti namanya, IELTS ini wajib dikerjakan oleh murid yang ingin masuk ke jenjang yang lebih tinggi, atau bagi kamu yang ingin menempuh tingkat lanjutan spesialisasi dari studi yang telah kamu tempuh sebelumnya.
Struktur soal tes IELTS dibagi dalam tiga kategori, yaitu listening yang dikerjakan selama 40 menit, reading dengan waktu satu jam, dan writing yang juga memerlukan waktu satu jam. Itu artinya waktu kamu untuk mengerjakan tes IELTS sedikit lebih singkat dibandingkan dengan TOEFL yang memerlukan waktu selama 4 jam. Soal-soalnya berkisar tentang topik dan konten di bidang perkuliahan dan akademis. Sementara IELTS yang umum akan mengangkat konten seputar berita yang ada di surat kabar dan majalah.
Selain 3 kategori tersebut, penilaian juga berdasar pada kemampuan speaking. Namun tes speaking ini dilakukan dengan cara berbincang dengan orang layaknya percakapan pada umumnya. Berbeda dengan TOEFL iBT yang mengharuskan kamu berbicara dengan sistem. Dalam kategori ini, penilai akan menyoroti fluency dan koherensi kamu dengan topik. Selain itu, lexical resource, grammar accuracy, dan pronounciation juga menjadi pertimbangan penilaian.
Bagaimana penghitungan skor IELTS? Semua adalah nilai akhir yang didapat dari seluruh kategori soal. Dalam soal listening, kamu harus menjawab 40 soal. Tiap 1 soal yang dijawab dengan tepat, skornya adlaah 1. Hal yang sama berlaku dalam penilaian kategori soal reading. Hanya saja, rentang angkanya bisa berbeda. Ada pembulatan skor dalam tes IELTS, yaitu jika nilai kamu berakhir dengan .25 akan dibulatkan ke .50, sementara jika di atas itu akan dibulatkan ke angka 1.
Skor IELTS mulai dari 1 hingga 9, dengan kelipatan 0,5. Biasanya standar yang diterapkan oleh kampus dan institusi lainnya adalah 6.5 atau 7. Nantinya selain skor IELTS, ada predikat yang akan kamu terima, mulai dari yang tertinggi Expert User hingga Non User.
Itu tadi penjelasan secara spesifik tentang 3 tes yang paling populer dalam mengetahui kemampuan berbahasa Inggris seseorang. Hal terpenting yang harus diingat, apapun tes yang akan kamu jalani, entah itu TOEFL, TOEIC atau IELTS, persiapkan segalanya dengan matang. Skor yang kamu raih akan berlaku selama beberapa tahun dan menjadi tolak ukur penilaian kemampuanmu di skala internasional.
Komentar
Posting Komentar